DitulisOleh : Sayyidilakram habibana Munzir Al Musawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa seorang hamba akan mendapatkan cobaan lagi di alam kubur yaitu pertanyaan di alam kubur, dimana ketika itu akan datang malaikat dan menunjukkan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berkata :
loading...Makam Waliyullah Imam Abdullah Bin Alwi Al Haddad di kompleks pemakaman Zanbal di Tarim, Yaman. Foto/Ist KisahImam Abdullah Bin Alwi Al-Haddad, pengarang Ratib Al-Haddad 1634-1720 layak kita jadikan hikmah. Beliau dikenal sebagai ulama besar di Yaman pada zamannya. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Alawi bin Muhammad binAli Al-Tarimi Al-Haddad Al-Husaini Al-Yamani. Beliau dilahirkan di Subir, sebuah perkampungan pinggiran Kota Tarim di Wadi Hadhramaut, selatan negeri Yaman pada hari Ahad tanggal 5 Safar 1044 Hijriyah bertepatan 30 Juli 1634. Baca Juga Al-Habib diasuh dan dididik di Kota Tarim ketika beliau berusia umur empat tahun. Beliau pernah terkena penyakit cacar yang mengakibatkan kehilangan penglihatan. Namun, Allah menggantinya dengan mata hati cahaya ilmu dan pengetahuan serta keyakinan dan kewalian. Beliau memiliki dedikasi dan kegigihan untuk menuntut ilmu dari sejumlah besar para ulama di Yaman. Imam Al-Haddad memiliki perawakan badan yang tinggi, berdada bidang, tidak terlalu gempal, berkulit putih, sangat berwibawa dan tidak pula di wajahnya kesan maupun parut cacar. Wajahnya senantiasa menggembirakan orang lain di dalam majelisnya. Apabila beliau gembira dan girang, wajahnya bercahaya. Begitulah Allah memuliakan salah satu aulinya. Ketika berkomunikasi dengan orang lain beliau berbicara menurut kadar akal mereka dan memberi hak sesuai dengan tingkat kedudukan masing-masing. Jika didatangi orang lemah atau fakir miskin, beliau melayaninya dengan penuh yang MengagumkanBerikut sepenggal kisah beliau yang mengagumkan diceritakan oleh Al-Habib Ali Zainal Abidin Al-Kaff. Suatu ketika di bulan Dzulhijjah, seorang anak yang sedikit lemah pemikirannya disuruh menajamkan pisau oleh ayahnya."Nak, berangkatlah untuk menajamkan pisau ini ke Haddad tukang pandai besi untuk menyembelih kurban nanti."Anak ini pun berfikir dimana dia bisa menemukan Haddad. Dia pun ingat tentang haddad yang sering dibicarakan orang-orang. Dia pun berangkat kesana. Setelah sampai, ketika itu Imam Al-Haddad sedang mengisi pengajian, ditunggulah oleh anak itu. Ketika sudah selesai ditemuilah Imam Haddad oleh anak itu. "Apakah engkau Kaddad?" tanya anak itu."Iya, ada perlu apa engkau datang ke sini, Nak?" jawab seseorang yang dipanggil Haddad tadi."Ini ada Salam dari ayahku. Minta ditajamkan pisau ini. Cepat ya. Soalnya mau dibuat menyembelih kurban," ucap sang anak dengan menyerahkan uang bayarnya."Oh baiklah. Besok datanglah lagi kemari untuk mengambilnya."Anak inipun pulang. Sesampainya di rumah ayahnya bertanya,"Mana pisaunya?" "Besok" kata Imam Al-Haddad."Ayahnya pun heran. Mengapa sampai satu hari, tidak langsung dikerjakan. Namun hal itu tidak ditanyakannya keesokan harinya, setelah anak itu pulang mengambil pisau, ayahnya bertanya, "Mana pisaunya?""Ini. Uangnya dikembalikan oleh Haddad. Dia tidak mau dibayar."Ayahnya pun semakin heran dan bertanya "Memangnya dimana tempat Haddad itu?" "Jauuh. Di Alhawi sana." Ayahnya keheranan "Alhawi? Haddad siapa disana?" "Iya haddad di Alhawi.""Haddad di Alhawi? Abdullah bin Alwi Al-Haddad ?"
Ilmukalam juga diarahkan untuk menetapkan hakikat agama melalui dalil-dalil akal. Dari berbagai definisi ilmu kalam di atas ada beberapa kekhasannya seperti : 1. Ilmu kalam mengambil inspirasi dari filsafat tentang metode logisnya. 2. Ilmu kalam mengambil dari syariat tentang tujuan dan sasaranya. 3.

Ditengah pongahnya Barat yang tak mau mengakui kesalahannya. Dan senantiasa merongrong kehormatan dari Nabi sholallahu alayh wasallam. Tak menjadikan kaum muslimin lelah dan bosan dalam membela namanya. Mereka kaum muslimin sedari dulu sampai hari akhir nanti akan selalu mencintai Nabi mereka. Menjadikan Beliau sesuatu yang lebih dari diri mereka sendiri. Berikut adalah kalam-kalam cinta yang pernah terlontar dari mereka yang menemaninya selama hidupnya. Inilah pemimpin kami kaum muslimin Abu Bakr Ash Shiddiq rodhiyallahu anhu. Seorang manusia agung setelah Rasul kami Sholallahu alayh wasallam. Beliau rodhiyallahu anhu adalah pemimpin para shiddiqin. Serta teladan bagi kalangan mutashoddiqin. Dengarkanlah kalam Ash Shiddiiq berbicara tentang kekasihnya sholallahu alayh wasallam tatkala orang-orang mendustainya ketika peristiwa al Isro wal Mi’roj. فقالوا هل لك في صاحبك ؟ يزعم أنه أسري به في الليل إلى بيت المقدس، قال أو قال ذلك ؟ قالوا نعم، قال لئن كان قال ذلك لقد صدق، قالوا وتصدقه أنه ذهب الليلة إلى بيت المقدس، وجاء قبل أن يصبح ؟ قال نعم، إني لأصدقه بما هو أبعد من ذلك أصدقه بخبر السماء في غدوة أو روحة mereka bertanya ” Apakah kau tahu tentang sahabatmu Muhammad Sholallahu alay wasallam? Dia mengaku bahwa ia telah diperjalankan di waktu malam ke Baytul Maqdis”. Berkata Ash Shiddiiq ” apakah ia berkata seperti itu??. Seandaikan ia berkata demikian maka itu benar adanya”. Mereka berkata “Kau percaya bahwa ia pergi dimalam hari ke Baytul Maqdis dan kembali sebelum waktu Shubuh??.” Jawab Abu Bakr dengan penuh keyakinan dan keimanan yang kuat “Sesungguhnya aku mempercayainya bahkan melebihi dari itu semua. Aku mempercayai kabar langit diwaktu petang ataupun pagi.” HR Bayhaqiy Berikut adalah pahlawan kami terkasih Umar ibn Al Khoththob Rodhiyallahu anhu kepada kekasihnya Sholallahu alayh wasallam. Beliau Al Faruq sang pembeda haq dan bathil. Beliau Imam para Mujtahidin. Di dalam dadanya terpatri iman serta ilmu yang tak pernah puas manusia mereguk darinya. Dengarkan wahai manusia kalam dari lisan yang mulia kepada sosok yang sangat mulia. و لما قال عمر للنبي صلى الله عليه وسلم أنت أحب إلي من كل شيء إلا من نفسي فقال ” لا يا عمر حتى أكون أحب إليك من نفسك ” فقال عمر والله أنت الآن أحب إلي من نفسي ، قال ” الآن يا عمر ” . Dan ketika Umar berbicara kepada Nabi Sholallahu alayh wasallam. Berkata ia “Engkau wahai Rasul lebih kucintai dari seluruh apapun yang ada didunia ini kecuali diriku sendiri”. Berkata al Mushtofa “Tidak wahai Umar sampai aku lebih kau cintai daripada dirimu sendiri”. Berkata Umar tanpa buang waktu “Demi Allah, engkau lebih kucintai daripada diriku sendiri”. Berkata Rasul sholallahu alayh wasallam “sekarang telah sempurna keimananmu wahai Umar. Inilah dia salah seorang sahabat yang mulia. Beliau bernama Abu Tholhah rodhiyallahu anhu. Sang perisai hidup Rosul sholallahu alayh wasallam dikala perang Uhud. Yang tak pernah bergerak satu hasta pun walau musuh-musuh berdatangan dengan buasnya. Inilah kalam yang sarat pengorbanan akan seseorang terhadap yang dikasihinya. Beliau rodhiyallahu anhu rela mengorbankan dirinya demi Rosul sholallahu alayh wasallam. Sebagaimana yang dikisahkan Al Imam Al Bukhory dalam Shohih-nya. Berkata ia يا نبي الله بأبي أنت و أمي لا تشرف يصيبك سهم من سهام القوم نحري دون نحرك “Wahai Nabiyullah, demi ayah dan ibuku janganlah engkau melongokan kepalamu. Karena engkau akan terkena panah yang mereka lepaskan. Biarlah kugunakan tubuhku untuk melindungimu”. Tak tertinggal sahabat mulia yang lainnya. Dialah Miqdad ibn Amr sang penunggang kuda terbaik di tengah kaumnya. Sang pengobar semangat kaum muslimin di palagan Badr. Yang dengan kalamnya membakar semangat para sahabat serta menenangkan al Habiib sholallahu alayh wasallam. Berikut kita simak kalam dari salah satu kstaria Quroysy pada masanya. يا رسول الله امض لما أراك الله فنحن معك , و الله لا نقول لك كما قالت بنو إسرائيل لموسى, اذهب أنت وربك فقاتلا إنا هاهنا قاعدون. ولكن اذهب أنت وربك فقاتلا إنا معكما مقاتلون , فو الذي بعثك بالحق لو سرت بنا إلى برك الغماد لجالدنا معك من دونه حتى تبلغه و لنقاتلن عن يمينك و عن يسارك و بين يديك و من خلفك حتى يفتح الله لك “Wahai Rasulullah laksanakan apa yang dititahkan oleh Allah kepadamu dan kami akan selalu bersamamu. Demi Allah kami tidak akan berkata sebagaimana perkataan Bani Isroil kepada Musa [ Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah sedang kami akan duduk menunggu disini ]. Akan tetapi kami akan mengatakan padamu [ Pergilah bersama Tuhanmu dan berperanglah, sesungguhnya kami akan berperang bersama dirimu dan Tuhanmu ]. Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran yang nyata, seandainya Engkau membawa kami melewati lautan lumpur. Kami akan senantiasa bersabar hingga mencapai tujuan. Dan kami sungguh akan berperang di sisi kanan, kiri, depan serta belakangmu sampai Allah memberikan kemenangan untukmu.” Gayung pun bersambut. Maka majulah salah seorang prajurit yang gagah berani untuk menyambut kalam dari sahabat Miqdad ibn Amr. Beliau adalah Sa’ad ibn Mu’adz pemimpin kaum Anshor. Yang dengan darahnya beliau rodhiyallahu anhu telah mengukir sejarah yang gemilang dalam kemajuan Islam. يا رسول الله لقد آمنا بك وصدقناك وشهدنا أن ما جئت به هو الحق , وأعطيناك على ذلك عهودنا ومواثيقنا , فامض يا رسول الله لما أردت فنحن معك , والذي عثك بالحق , لو استعرضت هذا البحر فخضته لخضناه معك ما تخلف منا رجل واحد وما نكره أن تلقى بنا عدونا غدا , إنا لصبر في الحرب صدق في اللقاء و لعل الله يريك منا ما تقر عينك فسر على بركة الله Wahai Rasulullah!! Kami telah beriman kepadamu kami percaya dan telah kami saksikan bahwa kebenaran bersamamu. Kami telah berikan janji serta ikrar kami kepadamu. Maka laksanakan wahai Rasulullah apa-apa yang Engkau inginkan maka kami senantiasa bersamamu. Demi Dzat yang mengutusmu membawa kebenaran. Seandainya Engkau menghadapkan kami disebuah lautan. Lalu Engkau menceburkan diri kedalamnya maka kami pasti akan ikut bersamamu. Tidak ada satu pun yang akan mundur dari hal itu. Dan kami tidak berkeberatan untuk menghadapi musuh pada esok hari. Sungguh kami telah sabar dan teguh dalam menghadapi perjuangan. Semoga Allah akan memperlihatkan apa-apa dari kami yang menyenangkanmu. Maka mari kita berangkat dengan berkah Allah Ta’ala. Terekam pula dalam sejarah seorang yang terkenal akan ketangguhannya. Beliau adalah sahabat yang mulia Khubayb ibn Adiy. Terlontar dari lisannya yang penuh dzikir akan kecintaannya yang teramat sangat kepada Baginda Nabi Sholallahu alayh wasallam. Ketika itu beliau akan menjalankan proses eksekusi mati yang dilaksanakan kaum kuffar Quroysy. Ditanyakan kepadanya oleh Abu Sufyan kala Abu Sufyan belum menjadi seorang muslim “sudikah Engkau Muhammad menggantikan posisimu dan Engkau sehat wal afiat bersama keluargamu?”. Dengan sisa tenaga yang ada beliau menjawab dengan nada emosi karna kecintaannya kepada Al Musthofa sholallahu alayh wasallam. Inilah sebuah kalam yang dapat meluluhkan hati siapapun yang membacanya. و الله ما أحب أني في أهلي وولدي , معي عافية الدنيا و نعيمها , و يصاب رسول الله بشوكة “Demi Allah tidak sudi aku bersama anak istriku selamat menikmati dunia sedangkan Rasulullah terkena musibah walau tertusuk duri” Tak tertinggal kaum hawa pun begitu mencintai Rasul sholallahu alayh wasallam. Dialah Shofiyyah bintu Huyyay salah seorang Ummul Mukminiin. Beliau rodhiyallahu anha seorang yang beruntung. Bersuamikan nabi Muhammad sholallahu alayh wasallam berayah nabi Harun alayh as salam dan juga mempunyai paman Nabi Musa alayh as salam. Ketika itu menjelang kembalinya Rasul sholallahu alayh wasallam ke Rofi’qul A’la. Beliau sholallahu alayh wasallam juga merasakan sakit ketika ajal hendak menjemput. Melihat hal itu sang Istri Sholihah tersebut tampak tak kuasa. Ia pun mengungkapkan perasaan yang dialaminya ke suami tercinta. “Demi Allah, ya Nabi, aku ingin apa yang engkau derita juga menjadi deritaku.” Dan inilah cerminan cinta dari seorang perempuan mukminah kepada Rasulullah sholallahu alayh wasallam. Pertempuran di Jabal Uhud telah usai. Maka beberapa orang dari prajurit muslim hendak berbela sungkawa kepada perempuan mukminah tersebut atas gugurnya suami, ayah dan saudara dari perempuan tersebut. Dia bertanya kepada para prajurit yang datang kepadanya “Bagaimana keadaan Rasulullah??”. Dan mereka menjawab “Alhamdulillah beliau dalam keadaan yang anda inginkan”. Maka tampaklah Rasulullah sholallahu alayh wasallam dan mendekatlah ia kepadanya sambil berkata. كل مصيبة بعدك أمرها يهون “Segala musibah selain yang menimpa diri anda, maka musibah itu tak ada apa-apanya” Begitulah mereka mencintai Nabinya. Terlontar dari lisan mereka ucapan yang indah sarat akan hikmah. Ucapan yang sama sekali tak dibuat-buat. Terlontar begitu saja dan apa adanya dikarenakan tulusnya cinta serta besarnya kasih mereka kepada Nabinya. Dinar Zul Akbar

WahabiSalafi atau Wahabi saja adalah istilah yang diidentikkan pada sebuah gerakan Islam politik yang berdiri di kawasan Najed di semenanjung jazirah Arab pada akhir abad ke-12 hijriah atau abad ke-18 masehi yang diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1703 – 1792) dan Muhammad bin Saud (wafat 1765 M). Sepanjang hidupnya beliau jalani dengan amal sholeh dan seluruh aspek kehidupannya selalu meniru apa yang diajarkan Rasulullah SAW. beliau adalah ulama dan wali besar dan menyandang gelar wali qutub terlama. Imam Abdullah Al Haddad dianggap sebagai salah satu ulama besar yang paling berpengaruh. kebanyakan ulama di seluruh dunia hingga kini selalu berkiblat pada pemikiran beliau dan selalu menjadikan kitab beliau menjadi rujukan utama dalam mengkaji setiap masalah agama. Beliau Imam Haddad adalah seorang ulama dalam bidang fikih dan aqidah asy'ariyah, Ia mendapatkan gelar Syaikh al-Islam, Quthb ad-Da'wah wa al-Irsyad dan dikenal sebagai Pembaharu Tarekat Alawiyyah. ilmunya seluas samudra sehingga sampai zaman sekarang ini pun umat islam masih memperoleh manfaatnya yang berasal dari karya karya beliau. Nasab dan Silsilah Habib Abdullah Alhaddad Beliau adalah seorang Imam Al-Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Hadad bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwy bin Ahmad bin Abu Bakar Al–Thowil bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrohman bin Alwy bin Muhammad Shôhib Mirbath bin Ali Khôli’ Qosam bin Alwi bin Muhammad Shôhib Shouma’ah bin Alwi bin Ubaidillah bin Al-Muhâjir Ilallôh Ahmad bin Isa bin Muhammad An-Naqîb bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Jakfar Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam As-Sibth Al-Husein bin Al-Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib suami Az-Zahro Fathimah Al-Batul binti Rosulullah Muhammad SAW. Orang Tua Habib Abdullah Al-Haddad Sayyid Alwy bin Muhammad Al-Haddad, Ayah Syaikh Abdullah Al-Haddad dikenal sebagai seorang yang saleh. Lahir dan tumbuh di kota Tarim, Sayyid Alwy, sejak kecil berada di bawah asuhan ibunya Syarifah Salwa, yang dikenal sebagai wanita ahli ma’rifah dan wilayah. Bahkan Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad sendiri banyak meriwayatkan kekeramatannya. Kakek Al-Haddad dari sisi ibunya ialah Syaikh Umar bin Ahmad Al-Manfar Ba Alawy yang termasuk ulama yang mencapai derajat ma’rifah sempurna. Suatu hari Sayyid Alwy bin Muhammad Al-Haddad mendatangi rumah Al-Arif Billah Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Habsy, pada waktu itu ia belum berkeluarga, lalu ia meminta Syaikh Ahmad Al-Habsy mendoakannya, lalu Syaikh Ahmad berkata kepadanya, ”Anakmu adalah anakku, di antara mereka ada keberkahan”. Kemudian ia menikah dengan cucu Syaikh Ahmad Al-Habsy, Salma binti Idrus bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy. Al-Habib Idrus adalah saudara dari Al-Habib Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy. Yang mana Al-Habib Husein ini adalah kakek dari Al-Arifbillah Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy Mu’alif Simtud Durror. Maka lahirlah dari pernikahan itu Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad. Ketika Syaikh Al-Hadad lahir ayahnya berujar, “Aku sebelumnya tidak mengerti makna tersirat yang ducapkan Syaikh Ahmad Al-Habsy terdahulu, setelah lahirnya Abdullah, aku baru mengerti, aku melihat pada dirinya tanda-tanda sinar Al-wilayah kewalian”. Guru guru Imam Haddad - al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Atthas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf wafat1072H. - al-Habib Muhammad bin Alawi bin Abu Bakar bin Ahmad bin Abu Bakar bin Abdurrahman al-Saqqaf 1002 – 1071H - Syaikh Abu Bakar bin bin Imam Abdurrahman bin Ali bin Abu Bakar bin Syaikh Abdurrahman al-Saqqaf - al-Habib Aqil bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Aqil bin Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin Abdurrahman al-Saqqaf - al-Habib Abdurrahman bin Syaikh Maula Aidid Ba’alawi wafat 1068H - Sayyid Syaikhan bin Imam al-Hussein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim - al-Habib Syihabuddin Ahmad bin Syaikh Nashir bin Ahmad bin Syaikh Abu Bakar bin Salim - al-Habib Jamaluddin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin Syaikh al-Arifbillah Ahmad bin Syaikh al-Hussein bin Syaikh al-Quthb al-Rabbani Abu Bakar bin Abdullah al-Aydrus 1035-1112H - Sayyid al-Faqih al-Shufi Abdullah bin Ahmad Ba`alawi al-Asqa’ - Sayyid Syaikh al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Qusyasyi wafat 1071H Imam Abdullah al-Haddad رضي الله عنه juga menerima khirqah sufiyyah, antaranya daripada - al-Habib Aqil bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Aqil bin Syaikh Ahmad bin Abu Bakar bin Syaikh bin Abdurrahman al-Saqqaf, - al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Atthas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf wafat1072H, - al-Habib Syihabuddin Ahmad bin Syaikh Nashir bin Ahmad bin Syaikh Abu Bakar bin Salim, - al-Arifbillah Syaikh Muhammad bin Alawi as-Saqqaf al-Makki Murid Murid Habib Abdullah Al Haddad - al-Habib Hasan bin Abdullah al-Haddad anak beliau; - al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi; - al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih; - al-Habib Muhammad bin Zein bin Smith; - al-Habib Umar bin Zein bin Smith; - al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Bar; - al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman al-Saqqaf; - al-Habib Muhammad bin Umar bin Thoha ash-Shafi al-Saqqaf; - Syaikh Ahmad bin Abdul Karim al-Hasawi asy-Syajjar - Al-Faqih BaJubair Masa Kecil Dari semenjak kecil begitu banyak perhatian yang beliau dapatkan dari Allah. Allah menjaga pandangan beliau dari segala apa yang diharomkan. Penglihatan lahiriah Beliau diambil oleh Allah dan diganti oleh penglihatan batin yang jauh yang lebih kuat dan berharga. Yang mana hal itu merupakan salah satu pendorong beliau lebih giat dan tekun dalam mencari cahaya Allah menuntut ilmu agama. Pada umur 4 tahun beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkannya buta. Cacat yang beliau derita telah membawa hikmah, beliau tidak bermain sebagaimana anak kecil sebayanya, beliau habiskan waktunya dengan menghapal Al-Quran, mujahaddah al-nafs beribadah dengan tekun melawan hawa nafsu dan mencari ilmu. Sungguh sangat mengherankan seakan-akan anak kecil ini tahu bahwa ia tidak dilahirkan untuk yang lain, tetapi untuk mengabdi kepada Allah SWT. Kalam Habib Abdullah al-Haddad Beliau sangat gemar menuntut ilmu. Kegemarannya ini membuatnya sering melakukan perjalanan untuk menemui kaum ulama. Beliau ra berkata, “Apa kalian kira aku mencapai ini dengan santai? Tidak tahukah kalian bahwa aku berkeliling ke seluruh kota-kota di Hadramaut untuk menjumpai kaum sholihin, menuntut ilmu dan mengambil berkah dari mereka?” Beliau juga sangat giat dalam mengajarkan ilmu dan mendidik murid-muridnya. Banyak penuntut ilmu datang untuk belajar kepadanya. Suatu hari beliau berkata, “Dahulu aku menuntut ilmu dari semua orang, kini semua orang menuntut ilmu dariku.” “Andaikan penghuni zaman ini mau belajar dariku, tentu akan kutulis banyak buku mengenai makna ayat-ayat Quran. Namun, di hatiku ada beberapa ilmu yang tak kutemukan orang yang mau menimbanya.” Habib Abdullah mengamati bahwa kemajuan zaman justru membuat orang-orang saleh menyembunyikan diri; membuat mereka lebih senang menyibukkan diri dengan Allah. “Zaman dahulu keadaannya baik. “Dagangan” kaum sholihin dibutuhkan masyarakat, oleh karena itu mereka menampakkan diri. Zaman ini telah rusak, masyarakat tidak membutuhkan “dagangan” mereka, karena itu mereka pun enggan menampakkan diri,” papar beliau. Beliau sangat menyayangi kaum fakir miskin. “Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum fakir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh orang-orang mukmin yang lemah.” Beliau juga berkata, “Dengan sesuap makanan tertolaklah berbagai bencana.” Beliau gemar berdakwah, baik dengan lisan maupun tulisan, kemudian mencontohkannya dalam amal perbuatan. Kegemarannya berdakwah menyebabkan ia banyak bergaul dan melakukan perjalanan. “Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapa pun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun Sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.” Keaktifannya dalam mendidik dan berdakwah membuatnya digelari Quthbud Da’wah wal Irsyâd. Beliau berkata, “Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat kepada tarekat thorîqoh dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada hakikat haqîqoh dengan bahasa hakikat; ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq.” Dalam kehidupannya, beliau juga sering mendapat gangguan dari masyarakat lingkungannya. “Kebanyakan orang jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa, bahwa gangguan-ganguan itu sebenarnya juga merupakan qodho dan qodar Allah, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka. Nabi saw bersabda, “Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoan-Nya; barang siapa tidak ridho, Allah akan murka kepadanya.” Habib Abdullah mengetahui bahwa ada beberapa orang yang memakan hidangannya, tetapi juga memakinya. “Perbuatan mereka tidak mempengaruhi sikapku. Aku tidak marah kepada mereka, bahkan mereka kudoakan.” Habib Abdullah tidak pernah menyakiti hati orang lain, apabila beliau terpaksa harus bersikap tegas, beliau kemudian segera menghibur dan memberikan hadiah kepada orang yang ditegurnya. “Aku tak pernah melewatkan pagi dan sore dalam keadaan benci atau iri pada seseorang,” kata Habib Abdullah. Beliau lebih suka berpegang pada hadis Nabi saw “Orang beriman yang bergaul dengan masyarakat dan sabar menanggung gangguannya, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat dan tidak pula sabar menghadapi gangguannya.” Beliau menulis dalam syairnya Bila Allah mengujimu, bersabarlahkarena itu hak-Nya atas bila Ia memberimu nikmat, pun mengenal dunia, pasti akan yakinbahwa dunia tak syak lagiadalah tempat kesengsaraan dan kesulitan. Habib Abdullah tidak menyukai kemasyhuran atau kemegahan, beliau juga tidak suka dipuji. “Banyak orang membuat syair-syair untuk memujiku. Sesungguhnya aku hendak mencegah mereka, tetapi aku khawatir tidak ikhlas dalam berbuat demikian. Jadi, kubiarkan mereka berbuat sekehendaknya. Dalam hal ini aku lebih suka meneladani Nabi saw, karena beliau pun tidak melarang ketika sahabatnya membacakan syair-syair pujian kepadanya.” Suatu hari beliau berkata kepada orang yang melantunkan qoshidah pujian untuk beliau, “Aku tidak keberatan dengan semua pujian ini. Yang ada padaku telah kucurahkan ke dalam samudra Muhammad saw. Sebab, beliau adalah sumber semua keutamaan, dan beliaulah yang berhak menerima semua pujian. Jadi, jika sepeninggal beliau ada manusia yang layak dipuji, maka sesungguhnya pujian itu kembali kepadanya. Adapun setan, ia adalah sumber segala keburukan dan kehinaan. Karena itu setiap kecaman dan celaan terhadap keburukan akan terpulang kepadanya, sebab setanlah penyebab pertama terjadinya keburukan dan kehinaan.” Beliau tak pernah bergantung pada makhluk dan selalu mencukupkan diri hanya dengan Allah. “Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia Allah. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanan-Nya.” Beliau juga berkata, “Aku tidak melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan kedudukannya di sisiku, karena aku menganggap orang itu hanyalah perantara saja.” Nasehat dan Wasiat Imam Abdullah Al haddad “Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia Allah SWT. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanannya.” “Aku tidak pernah melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah SWT. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan kedudukannya di sisiku, karena aku mrnganggap orang itu hanyalah perantara saja,” “Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yang lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah bencana.” “Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.” "Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka. Rasulullah bersabda “Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.” HR Thabrani dan Ibnu Majah “Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat kepada tarekat thariqah dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada hakikat haqiqah dengan bahasa hakikat, ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul Haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq.” "Beramallah sebanyak mungkin dan pilihlah amal yang dapat kamu kerjakan secara berkesinambungan mudawamah . Jangan remehkan satu amal pun yang pernah kau kerjakan. Sebab setelah Imam Ghazali wafat, seseorang bermimpi bertemu dengannya dan bertanya, "Bagaimana Allah swt memperlakukanmu?" "Dia mengampuniku" jawab Imam Ghazali. "Amal apa yang menyebabkan Allah swt mengampunimu?" "Suatu hari, ketika aku sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas." Ketahuilah! Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena orang lain yang berada sekitarnya." "di zaman ini kita harus berhati-hati, sebab zaman ini adalah zaman syubhat. Para Ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan yang baik dan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat jelas, setiap orang dapat membedakannya. Seorang berilmu ketika harus memilih satu diantara dua kebaikan atau dua keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan keburukan yang terburuk. Sebagai contoh, jika ada seseorang ingin melukaimu dengan tongkat atau pisau, dank au tidak dapat menghindarinya, maka terluka oleh tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu lebih baik daripada engkau boncengkan dia, meskipun kedua-duanya baik. Begitulah keadaan kami di zaman ini. Memilih yang terbaik dari dua kebaikan dan meninggalkan yang terburuk dari dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama yang disampaikan oleh para salaf seperti Imam Malik bin Anas dan Ulama lainnya. Semoga Allah swt meridhai mereka semua. Barangsiapa tidak mengetahui akidah ini, maka dia adalah seorang yang bodoh. Jika dia tidak mengetahui kaidah ini dan memandang dirinya sebagai seorang yang berilmu, maka dia adalah seorang yang teramat bodoh. Dia seperti seorang kikir yang merasa dirinya sebagai seorang dermawan. Orang seperti ini adalah orang teramat kikir." "Persahabatan, pertemanan dan pergaulan memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk membuat seseorang menjadi baik maupun buruk. Persahabatan dan pergaulan dengan orang-orang shaleh dan berbudi membawa manfaat, sedangkan persahabatan dan pertemanan dengan orang-orang fasik dan durhaka membawa bahaya. Hanya saja manfaat persahabatab dengan orang shaleh atau bahaya pergaulan dengan pendurhaka tersebut terkadang tidak tampak secara langsung, akan tetapi secara bertahap dan setelah berlangsung lama. “Setan lebih bersemangat untuk menyesatkan orang yang berilmu ketimbang orang bodoh, sebab jika seorang berilmu yang tersesat akan menyesatkan orang lain. Sedangkan orang bodoh yang tersesat tidak akan menyesatkan orang lain” “Barangsiapa di kala senang suka memujimu dengan kebaikan yang tidak pernah kau lakukan, maka saat marah nanti dia pasti akan mencelamu dengan keburukan yang tidak pernah kau lakukan” “Seseorang yang meremehkan sesuatu perkara merupakan tanda bahwa dia akan meninggalkannya” “Barangsiapa suka dipuji dengan kebaikan yang tidak dimilikinya dan tidak suka dicela dengan keburukan yang dilakukannya, sehingga ia menyukai orang yang memujinya dan membenci orang yang mencelanya, maka dia seorang yang teramat sangat bodoh” “Di dunia ini tidak ada makhluk yang lebih bodoh dari seseorang yang mengetahui sesuatu yang baik tetapi dia tidak mengrjakannya dan mengetahui yang buruk tetapi justru melakukannya” “Salah satu dosa besar yang bersifat dhohir adalah jika engkau mengharapkan dari teman-temanmu dunia sedangkan mereka mengharapkan darimu akhirat” “Jika engkau ingin menjadi manusia yang merdeka tidak diperbudak oleh sesuatu, maka tinggalkanlah segala sesuatu yang jika tidak kau tinggalkan dengan sukarela, kelak akan kamu tinggalkan secara paksa” “Biarkan anak-anak menghabiskan semua keinginannya untuk bermain-main sekarang, selagi ia masih berada dalam usia untuk bermain-main. Jika hal ini tidak dilakukan, maka kelak saat dewasa ia akan kembali bermain-main pada saat yang seharusnya ia tidak patut bermain-main” “Betapa sering sesuatu amal yang sedikit menjadi bernilai banyak karena niat yang baik dan betapa sering sesuatu amal yang banyak menjadi sedikit nilainya karena niat yang buruk” “Jika engkau berdoa, memohonlah agar sesuatu itu terwujud di saat yang terbaik dengan selamat dan lembut” “Salah satu keburukan yang terdapat pada manusia zaman ini adalah mereka lebih suka mencontoh kekurangan atau keburukan sesorang daripada meneladani kebaikan dan keindahan budinya” “Tidak akan merasakan nikmatnya membaca Al-Qur`an kecuali dia yang memiliki mata hati yang jernih dan bercahaya” “Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena orang lain yang berada di sekitarnya” “Salah satu bentuk tipu daya setan yang sangat halus adalah ia berupaya menjauhkanmu dari sebuah kebaikan dengan menyibukkan dirimu untuk melakukan kebaikan lain di saat engkau sedang melakukan sebuah kebaikan, sehingga engkau tidak dapat melakukan kebaikan yang pertama tadi dengan sempurna” “Jika seorang hamba merasakan dalam dirinya terdapat ajakan untuk melakukan ketaatan dan seruan untuk membenci kemaksiatan, maka hatinya bercahaya” “Orang yang berperangai buruk adalah sesorang yang kendati kamu santuni, kamu senagnkan hatinya dan berlemah lembut kepadanya, maka ia tetap tidak akan pernah merasa puas tidak akan pernah merasa senang, bahkan ia selalu marah kepadamu” “Jangan sekali-kali engkau meminta suatu jabatan kepemimpinan. Sebab jika engkau peroleh jabatan itu atas permintaanmu, maka ia akan dibebankan kepadamu. Namun jika jabatan itu engkau peroleh tanpa permintaan darimu, niscaya Allah akan memberi pertolongan-Nya kepadamu” Aktifitas Dakwah Imam Haddad Berkat ketekunan dan akhlakul karimah yang beliau miliki pada saat usia yang sangat dini, beliau dinobatkan oleh Allah dan guru-guru beliau sebagai da’i, yang menjadikan nama beliau harum di seluruh penjuru wilayah Hadhromaut dan mengundang datangnya para murid yang berminat besar dalam mencari ilmu. Mereka ini tidak datang hanya dari Hadhromaut tetapi juga datang dari luar Hadhromaut. Mereka datang dengan tujuan menimba ilmu, mendengar nasihat dan wejangan serta tabarukan mencari berkah, memohon doa dari Al-Habib Abdullah Al-Haddad. Di antara murid-murid senior Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah putranya, Al-Habib Hasan bin Abdullah bin Alwy Al-Haddad, Al-Habib Ahmad bin Zein bin Alwy bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy, Al-Habib Ahmad bin Abdullah Ba-Faqih, Al-Habib Abdurrohman bin Abdullah Bilfaqih, dll. Selain mengkader pakar-pakar ilmu agama, mencetak generasi unggulan yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan kakek beliau, Rosullullah SAW, beliau juga aktif merangkum dan menyusun buku-buku nasihat dan wejangan baik dalam bentuk kitab, koresponden surat-menyurat atau dalam bentuk syair sehingga banyak buku-buku beliau yang terbit dan dicetak, dipelajari dan diajarkan, dibaca dan dialihbahasakan, sehingga ilmu beliau benar-benar ilmu yang bermanfaat. Tidak lupa beliau juga menyusun wirid-wirid yang dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bermanfaat untuk agama, dunia dan akhirat, salah satunya yang agung dan terkenal adalah Ratib ini. Rotib ini disusun oleh beliau dimalam Lailatul Qodar tahun 1071 H. Akhlaq dan Budi Pekerti Habib Abdullh Haddad Al-Imam Al-Haddad rahimahullah memiliki perwatakan badan yang tinggi, berdada bidang, tidak terlalu gempal, berkulit putih, sangat berhaibah. Wajahnya sentiasa manis dan menggembirakan orang lain di dalam majlisnya. Ketawanya sekadar senyuman manis; apabila beliau gembira dan girang, wajahnya bercahaya bagaikan bulan. Majlis kendalian beliau sentiasa tenang dan penuh kehormatan sehinggakan tidak terdapat hadhirin berbicara mahupun bergerak keterlaluan bagaikan terletak seekor burung di atas kepala mereka. Mereka yang menghadhiri ke majlis Al-Habib bagaikan terlupa kehidupan dunia bahkan terkadang Si-lapar lupa hal kelaparannya; Si-sakit hilang sakitnya; Si-demam sembuh dari demamnya. Ini dibuktikan apabila tiada seorang pun yang yang sanggup meninggalkan majlisnya. Al-Imam sentiasa berbicara dengan orang lain menurut kadar akal mereka dan sentiasa memberi hak yang sesuai dengan taraf kedudukan masing-masing. Sehinggakan apabila dikunjungi pembesar, beliau memberi haknya sebagai pembesar; kiranya didatangi orang lemah, dilayani dengan penuh mulia dan dijaga hatinya. Apatah lagi kepada Si-miskin. Beliau amat mencintai para penuntut ilmu dan mereka yang gemar kepada alam akhirat. Al-Habib tidak pernah jemu terhadap ahli-ahli majlisnya bahkan sentiasa diutamakan mereka dengan kaseh sayang serta penuh rahmah; tanpa melalaikan beliau dari mengingati Allah walau sedetik. Beliau pernah menegaskan “Tiada seorang pun yang berada dimajlisku mengganguku dari mengingati Allah”. Majlis Al-Imam sentiasa dipenuhi dengan pembacaan kitab-kitab yang bermanfaat, perbincangan dalam soal keagamaan sehingga para hadhirin sama ada yang alim ataupun jahil tidak akan berbicara perkara yang mengakibatkan dosa seperti mengumpat ataupun mencaci. Bahkan tidak terdapat juga perbicaraan kosong yang tidak menghasilkan faedah. Apa yang ditutur hanyalah zikir, diskusi keagamaan, nasihat untuk muslimin, serta rayuan kepada mereka dan selainnya supaya beramal soleh. Inilah yang ditegaskan oleh beliau “Tiada seorang pun yang patut menyoal hal keduniaan atau menyebut tentangnya kerana yang demikian adalah tidak wajar; sewajibnya masa diperuntuk sepenuhnya untuk akhirat sahaja. Silalah bincang perihal keduniaan dengan selain dariku.” Al-Habib rahimahullah adalah contoh bagi insan dalam soal perbicaraan mahupun amalan; mencerminkan akhlak junjungan mulia dan tabiat Al-Muhammadiah yang mengalir dalam hidup beliau. Beliau memiliki semangat yang tinggi dan azam yang kuat dalam hal keagamaan. Al-Imam juga sentiasa menangani sebarang urusan dengan penuh keadilan dengan menghindari pujian atau keutamaan dari oramg lain; bahkan beliau sentiasa mempercepatkan segala tugasnya tanpa membuang masa. Beliau bersifat mulia dan pemurah lebih-lebih lagi di bulan Ramadhan. Ciri inilah menyebabkan ramai orang dari pelusuk kampung sering berbuka puasa bersama beliau di rumahnya dengan hidangan yang tidak pernah putus semata mata mencari barakah Al-Imam. Al-Imam menyatakan “Sesuap makanan yang dihadiahkan atau disedekahkan mampu menolak kesengsaraan”. Katanya lagi “Kiranya ditangan kita ada kemampuan, nescaya segala keperluan fakir miskin dipenuhi, sesungguhnya permulaan agama ini tidak akan terdiri melainkan dengan kelemahan Muslimin”. Beliau adalah seorang yang memiliki hati yang amat suci, sentiasa sabar terhadap sikap buruk dari yang selainnya serta tidak pernah merasa marah. Kalaupun ia memarahi, bukan kerana peribadi seseorang tetapi sebab amalan mungkarnya yang telah membuat Al-Imam benar-benar marah. Inilah yang ditegaskan oleh Al-Habib“Adapun segala kesalahan berkait dengan hak aku, aku telah maafkan; tetapi hak Allah sesungguhnya tidak akan dimaafkan”. Al-Imam amatlah menegah dari mendoa’ agar keburukan dilanda orang yang menzalimi mereka. Sehingga bersama beliau terdapat seorang pembantu yang terkadangkala melakukan kesilapan yang boleh menyebabkan kemarahan Al-Imam. Namun beliau menahan marahnya; bahkan kepada si-Pembantu itu diberi hadiah oleh Al-Habib untuk meredakan rasa marah beliau sehinggakan pembantunya berkata“alangkah baiknya jika Al-Imam sentiasa memarahiku”. Segala pengurusan hidupnya berlandaskan sunnah; kehidupannya penuh dengan keilmuan ditambah pula dengan sifat wara’. Apabila beliau memberi upah dan sewa sentiasa dengan jumlah yang lebih dari asal tanpa diminta. Kesenangannya adalah membina dan mengimarahkan masjid. Di Nuwaidarah dibinanya masjid bernama Al-Awwabin begitu juga, Masjid Ba-Alawi di Seiyoun, Masjid Al-Abrar di As-Sabir, Masjid Al-Fatah di Al-Hawi, Masjid Al-Abdal di Shibam, Masjid Al-Asrar di Madudah dan banyak lagi. Diantara sifat Al-Imam termasuk tawaadu’ merendah diri. Ini terselah pada kata-katanya, syair-syairnya dan tulisannya. Al-Imam pernah mengutusi Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Aidarus. “Doailah untuk saudaramu ini yang lemah semoga diampuni Allah” Karomah Imam Haddad Adapun karamah yang diberikan kepada al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad cukup banyak, sehingga kalau diungkapkan satu persatunya, maka akan membutuhkan waktu yang panjang. Sehingga kami hanya mengungkapkan sebagian kecil saja, seperti yang dapat di baca di bawah ini Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah berkata “Pada suatu kali aku terlilit hutang yang banyak dan aku tidak dapat melunasinya, karena aku tidak mempunyai uang. Ketika aku menyampaikan keluhanku kepada al-Habib Abdullah al-Haddad, maka beliau berkata Semoga esok pagi semua hutangmu dapat terlunasi.’ Ternyata keesokan paginya, ada seorang lelaki memberiku sepuluh potong aku menerimanya, kemudian akupun menjualnya, maka aku mendapat keuntungan yang lebih besar dari jumlah hutangku, semua itu adalah berkah karamah al-Habib Abdullah al-Haddad.” Salah satu sahabat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata “Salah seorang yang sangat cinta kepada al-Habib Abdullah al-Haddad berkata Aku pernah dirampok sampai semua hartaku habis. Maka akupun mendatangi al-Habib Abdullah untuk meminta tolong dan minta do’a. Ketika aku akan pamitan, maka ia berkata kepadaku, semoga engkau mendapat ganti yang lebih bagus daripada hartamu yang dirampok. Tetapi bacalah setiap paginya YA RAZZAK’ sebanyak tiga ratus delapan puluh kali dan do’a sebagai berikut sebanyak empat kali “Allahumma Aghninii Bichalaalika An Charaamika, Wa Bithaa’atika An Ma’shiyatika Wa Bifadhlika Amman Siwaak.” Maka dengan izin Allah SWA, lelaki itu kembali dalam keadaan yang lebih baik, karena hidupnya lebih baik dan hutang-hutangnya sudah terlunasi. Ia termasuk seorang yang shaleh, bertakwa dan wara’. Ia banyak mengerjakan amal-amal kebajikan, terutama saedekah. Ia sangat yakin kepada al-Habib Abdullah dan kepada orang-orang shaleh. Ia wafat di Kota Syibam pada tahun empat puluh. Semoga Allah SWT merahmatinya dan menempatkannya di surga-Nya yang sangat luas.” Selain itu, asy-Syeikh Abdullah Syarahil menceritakan kisah asy-Syeikh Umar Bahmid sebagai berikut “Ada seorang datang mengadu kepada al-Habib Abdullah tentang sakit perut dan darah yang banyak keluar dari duburnya, dan ketika itu aku ada di sisinya. Maka al-Habib Abdullah berkata kepadaku “Wahai Bahmid, obatilah orang ini.” Maka aku memegang perutnya, kemudian aku meniupnya. Maka penyakit orang itu sembuh pada waktu itu juga. Kemudian penyakit orang itu berpindah kepadaku, sampai aku mengeluh kepada al-Habib Abdullah. Kemudian beliau memberi makanan kepadaku sambil mengusap perutku dengan tangannya yang mulia, maka dengan izin Allah SWT penyakitku segera sembuh pada waktu itu juga.” Asy-Syeikh Abdullah Syarahil menuturkan, bahwa al-Habib Ahmad berkata kepadaku “Aku diberitahu oleh al-Habib Ahmad, bahwa al-Habib Abdullah al-Haddad berkata kepadanya “Aku melihat ada seorang yang mengeluh sakit gigi dan ia minta do’a kesembuhan darimu.” Maka aku berkata kepadanya “Mengapa orang itu meminta do’a kepadaku, padahal engkau masih ada di dekatnya?” Lalu al-Habib Abdullah mengatakan kepadaku “Laksanakan saja perintahku.” “Lalu akupun segera melaksanakan perintahnya, hingga penyakit orang itu sembuh, tetapi rasa sakitnya berpindah pada diriku. Ketika aku menghadap kepada al-Habib Abdullah, maka beliau memberitahuku “Pdnyakit orang itu sudah sembuh, tetapi rasa sakitnya pindah kepadamu.” “Memang aku merasakan sakitnya orang itu, namun segera hilang dengan berkahnya,” katanya. Selain itu masih ada lagi kisah karamah yang dialami oleh al-Habib Abdullah sebagai berikut “Disebutkan bahwa ketika al-Habib Abdullah pergi menunaikan ibadah haji, maka ada seekor unta yang melompat-lompat karena emosi, sehingga tidak seorangpun yang berani mendekati dan menungganginya, karena lompatannya sangat keras. Ketika al-Habib Abdullah diberitahu tentang masalah itu, maka beliau mendatangi unta itu dan meletakkan tangannya di lehernya, maka dengan izin Allah SWT, maka unta itu menundukkan kepala kepadanya.” Salah seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata “Aku diberitahu oleh salah seorang murid yang selalu mengikuti al-Habib Abdullah al-Haddad “Pada suatu hari aku keluar untuk mengunjungi seorang syeikh yang dikenal oleh penduduk Kota Tarim dengan nama asy-Syeikh Maula ar-Rakah, dan aku kesana tanpa memberitahu kepada al-Habib Abdullah lebih dahulu, sehingga aku kesana dalam keadaan demam yang sangat keras. Aku berkata dalam diriku sendiri “Mungkin penyakitku ini disebabkan aku tidak memberitahu kepada al-Habib Abdullah terlebih dahulu.” Ketika aku mendatangi al-Habib Abdullah dan mengeluh kepadanya, maka al-Habib Abdullah mengusap badanku dengan tangannya yang mulia. Dengan izin Allah dan berkah al-Habib Abdullah penyakitku segera sembuh dan tidak meninggalkan bekas apapun pada tubuhku.” Imam Haddad Sebagai Mujaddid Abad ke 11 H Penganut Mazhab Syafi’i, khususnya di Yaman, berkeyakinan bahwa Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad adalah Mujaddid pembaharu abad 11 H. pendapat ini diutarakan oleh Ibnu Ziyad, seorang Ahli Fiqih terkemuka di Yaman yang fatwa-fatwanya disejajarkan dengan tokoh-tokoh Fiqih seperti Imam Ibnu Hajar dan Imam Ramli. Seseorang pernah menggambarkan kedudukan beliau dengan ungkapan yang indah,yaitu ”Dalam Dunia Tasawuf Imam Ghazali ibarat pemintal kain, Imam Sya’rani ibarat tukang potong dan Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad adalah penjahitnya.” Beberapa Ulama memberinya beberapa gelar, seperti • Syaikhul Islam Rujukan utama keislaman • Fardul A’lam Orang teralim • Al-Quthbul Ghauts Wali tertinggi yang bisa menjadi wasilah pertolongan • Al-Quthbud Da’wah wal-Irsyad Wali Tertinggi yang memimpin Dakwah Wafatnya Habib Abdullah Alhaddad Beliau wafat hari Senin, malam Selasa, tanggal 7 Dhul-Qo’dah 1132 H, dalam usia 98 tahun. Beliau disemayamkan di pemakaman Zambal, di Kota Tarim, Hadhromaut, Yaman. Semoga Allah melimpahkan rohmat-Nya kepada beliau juga kita yang ditinggalkannya. Habib Abdullah Al Haddad dimata Para Ulama Al-Arifbillah Quthbil Anfas Al-Imam Habib Umar bin Abdurrohman Al-Athos ra. mengatakan, “Al-Habib Abdullah Al-Haddad ibarat pakaian yang dilipat dan baru dibuka di zaman ini, sebab beliau termasuk orang terdahulu, hanya saja ditunda kehidupan beliau demi kebahagiaan umat di zaman ini abad 12 H”. Al-Imam Arifbillah Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Idrus ra. mengatakan, “Sayyid Abdullah bin Alwy Al-Haddad adalah Sultan seluruh golongan Ba Alawy”. Al-Imam Arifbillah Muhammad bin Abdurrohman Madehej ra. mengatakan, “Mutiara ucapan Al-Habib Abdullah Al-Haddad merupakan obat bagi mereka yang mempunyai hati cemerlang sebab mutiara beliau segar dan baru, langsung dari Allah SWT. Di zaman sekarang ini kamu jangan tertipu dengan siapapun, walaupun kamu sudah melihat dia sudah memperlihatkan banyak melakukan amal ibadah dan menampakkan karomah, sesungguhnya orang zaman sekarang tidak mampu berbuat apa-apa jika mereka tidak berhubungan kontak hati dengan Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebab Allah SWT telah menghibahkan kepada beliau banyak hal yang tidak mungkin dapat diukur.” Al-Imam Abdullah bin Ahmad Bafaqih ra. mengatakan, “Sejak kecil Al-Habib Abdullah Al-Haddad bila matahari mulai menyising, mencari beberapa masjid yang ada di kota Tarim untuk sholat sunnah 100 hingga 200 raka’at kemudian berdoa dan sering membaca Yasin sambil menangis. Al-Habib Abdullah Al-Haddad telah mendapat anugrah fath dari Allah sejak masa kecilnya”. Sayyid Syaikh Al-Imam Khoir Al-Diin Al-Dzarkali ra. menyebut Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebagai fadhillun min ahli Tarim orang utama dari Kota Tarim. Al-Habib Muhammad bin Zein bin Smith ra. berkata, “Masa kecil Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah masa kecil yang unik. Uniknya semasa kecil beliau sudah mampu mendiskusikan masalah-masalah sufistik yang sulit seperti mengaji dan mengkaji pemikiran Syaikh Ibnu Al-Faridh, Ibnu Aroby, Ibnu Athoilah dan kitab-kitab Al-Ghodzali. Beliau tumbuh dari fitroh yang asli dan sempurna dalam kemanusiaannya, wataknya dan kepribadiannya”. Al-Habib Hasan bin Alwy bin Awudh Bahsin ra. mengatakan, “Bahwa Allah telah mengumpulkan pada diri Al-Habib Al-Haddad syarat-syarat Al-Quthbaniyyah.” Al-Habib Abu Bakar bin Said Al-Jufri ra. berkata tentang majelis Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebagai majelis ilmu tanpa belajar ilmun billa ta’alum dan merupakan kebaikan secara menyeluruh. Dalam kesempatan yang lain beliau mengatakan, “Aku telah berkumpul dengan lebih dari 40 Waliyullah, tetapi aku tidak pernah menyaksikan yang seperti Al-Habib Abdullah Al-Haddad dan tidak ada pula yang mengunggulinya, beliau adalah Nafs Rohmani, bahwa Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah asal dan tiada segala sesuatu kecuali dari dirinya.” Seorang guru Masjidil Harom dan Nabawi, Syaikh Syihab Ahmad al-Tanbakati ra. berkata, “Aku dulu sangat ber-ta’alluq bergantung kepada Sayyidi Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Kadang-kadang dia tampak di hadapan mataku. Akan tetapi setelah aku ber-intima’ condong kepada Al-Habib Abdullah Al-Haddad, maka aku tidak lagi melihatnya. Kejadian ini aku sampaikan kepada Al-Habib Abdullah Al-Haddad. Beliau berkata,’Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani di sisi kami bagaikan ayah. Bila yang satu ghoib tidak terlihat, maka akan diganti dengan yang lainnya. Allah lebih mengetahui.’ Maka semenjak itu aku ber-ta’alluq kepadanya.” Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi ra. seorang murid Al-Habib Abdullah Al-Haddad yang mendapat mandat besar dari beliau, menyatakan kekagumannya terhadap gurunya dengan mengatakan, ”Seandainya aku dan tuanku Al-Habib Abdullah Al-Haddad ziaroh ke makam, kemudian beliau mengatakan kepada orang-orang yang mati untuk bangkit dari kuburnya, pasti mereka akan bangkit sebagai orang-orang hidup dengan izin Allah. Karena aku menyaksikan sendiri bagaimana dia setiap hari telah mampu menghidupkan orang-orang yang bodoh dan lupa dengan cahaya ilmu dan nasihat. Beliau adalah lauatan ilmu pengetahuan yang tiada bertepi, yang sampai pada tingkatan Mujtahid dalam ilmu-ilmu Islam, Iman dan Ihsan. Beliau adalah mujaddid pada ilmu-ilmu tersebut bagi penghuni zaman ini. ” Syaikh Abdurrohman Al-Baiti ra. pernah berziaroh bersama Al-Habib Abdullah Al-Haddad ke makam Sayidina Al-Faqih Al-Muqoddam Muhammad bin Ali Ba’Alawy, dalam hatinya terbetik sebuah pertanyaan ketika sedang berziaroh, “Bila dalam sebuah majelis zikir para sufi hadir Al-Faqih Al-Muqaddam, Syaikh Abdurrohman Asseqaff, Syaikh Umar al-Mukhdor, Syaikh Abdullah Al-Idrus, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, dan yang semisal setara dengan mereka, mana diantara mereka yang akan berada di baris depan? Pada waktu itu guruku, Al-Habib Abdullah Al-Haddad, menyingkap apa yang ada dibenakku, kemudian dia mengatakan, Saya adalah jalan keluar bagi mereka, dan tiada seseorang yang bisa masuk kepada mereka kecuali melaluiku.’ Setelah itu aku memahami bahwa beliau Al-Habib Abdullah Al-Haddad, adalah dari abad 2 H, yang diakhirkan kemunculannya oleh Allah SWT pada abad ini sebagai rohmat bagi penghuninya.” Al-Habib Ahmad bin Umar bin Semith ra. mengatakan, “Bahwa Allah memudahkan bagi pembaca karya-karya Al-Habib Abdullah Al-Haddad untuk mendapat pemahaman futuh, dan berkah membaca karyanya Allah memudahkan segala urusannya agama, dunia dan akhirat, serta akan diberi Afiat kesejahteraan yang sempurna dan besar kepadanya.” Al-Habib Thohir bin Umar Al-Hadad ra. mengatakan, “Semoga Allah mencurahkan kebahagiaan dan kelapangan, serta rezeki yang halal, banyak dan memudahkannya, bagi mereka yang hendak membaca karya-karya Al-Quthb Aqthob wal Ghouts Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad ra.” Al-Habib Umar bin Zain bin Semith ra. mengatakan bahwa seseorang yang hidup sezaman dengan Al-Habib Abdullah Al-Haddad ra., bermukim di Mekkah, sehari setelah Al-Habib Abdullah Al-Haddad wafat, ia memberitahukan kepada sejumlah orang bahwa semalam beliau ra. sudah wafat. Ketika ditanya darimana ia mengetahuinya, ia menjawab, “Tiap hari, siang dan malam, saya melihat beliau selalu datang berthowaf mengitari Ka’bah padahal beliau berada di Tarim, Hadhromaut. Hari ini saya tidak melihatnya lagi, karena itulah saya mengetahui bahwa beliau sudah wafat.” Karya-karya dan Karangan Kitab Al Habib Abdullah Al Haddad Beliau meninggalkan kepada umat Islam khazanah ilmu yang banyak, yang tidak ternilai, melalui kitab-kitab dan syair-syair karangan beliau. Antaranya ialah 1. An-Nashaa’ih Ad-Dinniyah Wal-Washaya Al-Imaniyah. 2. Ad-Dakwah At Tammah. 3. Risalah Al-Mudzakarah Ma’al-Ikhwan Wal-Muhibbin. 4. Al Fushuul Al-Ilmiyah. 5. Al-Hikam. 6. Risalah Adab Sulukil-Murid. 7. Sabilul Iddikar. 8. Risalah Al-Mu’awanah. 9. Ittihafus-Sa’il Bi-Ajwibatil-Masa’il. 10. Ad-Durrul Manzhum Al-Jami’i Lil-Hikam Wal-Ulum. 11. Dll Sekian mengenai profil biografi Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang bisa kami share. semoga kita bisa meneladani akhlak dan budi pekerti Imam Haddad dalam menjalankan agama secara sempurna. dan jangan lupa untuk selalu membaca dan mengamalkan salah satu wirid dan dzikir karya beliau Ratib Al-Haddad yang memiliki banyak sekali manfaat dan keutamaan didalamnya. wallahu a'lam.
116Rabbil „Alamin.Namun, pembahasan tentang tasawuf didalam kitab beliau Hidayat Al Salikin tidak seluas dan tidak serinci dibanding dengan kitab Sayr Al Salikin. 1. Kitab Hidayat Al Salikin Kitab Hidayat Al Salikin terdiri satu jilid saja, didalamnya terdapat 7 bab, yang masing-masing di dalam bab terdapat beberapa fasal.
Kumpulan Mutiara Kalam dan Nasehat Imam Haddad - Sekilas biografi tentang Imam Haddad, Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, beliau dilahirkan pada tanggal 5 safar 1044h di Syubair, yaitu salah satu wilayah diujung kota tarim Hadhramaut. Ayah beliau Habib Alwi bin Muhammad al Haddad pernah berukunjung ke rumah al-Arif billah Habib Ahmad bin Muhammad Al-Habsyi di kota Syi'ib untuk meminta doa, Lalu Habib Ahmad berkata "Awlaaduka Awlaadunaa Fiihim Albarakah" yang artinya Putra-putramu termasuk putra-putra kami juga, pada mereka terdapat berkah. Selanjutnya al-Habib Alwi al-Haddad berkata "Aku tidak mengerti arti ucapan al-Habib Ahmad itu, sampai setelah lahirnya puteraku, Abdullah dan berbagai tanda-tanda kewalian dan kejeniusannya.”Imam Haddad wafat pada usia 88 th, pada malam selasa 7 Dzulqo`dah 1132 H 10-september 1720 M di kediaman beliau al hawi & di makam kan di Zambal -Tarim Hadramaut. Gambar Pemakaman Zambal di Tarim Berikut ini adalah kumpulan Mutiara Kalam dan Nasehat Imam Haddad yang bersumber dari kitab-kitab karangan dan sejarah beliau 1. "Telah SESAT sekelompok orang sebab buku yang dibacanya. Seseorang tidak akan menjadi alim besar kecuali dengan guru yang membimbing dan menuntunnya, bukan dengan buku yang dibacanya. " 2. "Waktu-waktumu yang paling beruntung ialah waktu yang tidak hilang mengikuti hawa nafsumu. Dan waktu-waktumu yang paling merugi adalah waktu yang hanyut bersama nafsumu." 3. "Tundukkan akalmu untuk memuliakan ilmumu, dan tundukan nafsumu untuk memuliakan akalmu." 4. "Termasuk menentang takdir jikalau seseorang memandang buruk dari perlakuan saudaranya yang berada diluar kendalinya." 5. "Siapa yang baik niatnya pasti menggapai anganya." 6. "Seseorang hamba yang benar-benar mengerti bahwa ia adalah seorang hamba Allah Swt, maka ia tidak akan meninggkan kesempurnaan sedikitpun." 7. "Sebuah kebiasaan jika telah kuat maka hal itu akan melekat pada pribadi orang tersebut . " 8. "Paling bodohnya manusia adalah seorang yang bertambah luas pengetahuannnya tentang kekuasaan Rahmad Allah swt , Namun ia semakin berani berbuat maksiat terhadap-Nya." 9. "Menyaksikan orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia dapat menghapus cinta akherat dari hati. Maka bagaimana jika selalu duduk bersama mereka, berkumpul dan berteman dengan mereka." 10. "Ketika Hati Baik, maka keadaan lahir akan mengikuti kebaikan itu pula, Ini merupakan sebuah kepastian." 11. "Ilmu akan menuntumu sampai engkau telah mengamalkannya, jika engkau telah mengamalkannya maka ilmu itu akan menjadi milikmu." 12. "Ilmu adalah musuh selama tidak diamalkan, dia akan menjadi penolong ketika sudah diamalkan." 13. "Dzikir adalah makanan bagi setiap hati yang di beri petunjuk dan obat bagi setiap hati yang menderita." 14. "Cukup bagiku Ilmu Allah mengetahui keadaanku dan atas apa yang sedang kuusahakan. Doaku dan harapanku menjadi saksi bahwa aku perlu kepadaNYa." 15. Berbuatlah baiklah dengan Berakhlaq mulia kamu akan beruntung di tempat kembalimu kelak akhirat 16. "Barangsiapa yang memerhatikan dunia ini, dengan matanya. Pasti lah dia akan melihat, kepada penipuan dan kepalsuan. Akan tetapi, barangsiapa yang memerhatikan dunia ini, dengan mata hatinya. Maka dia akan melihat, dunia ini seperti debu-debu yang berterbangan." 17. "Langkah awal seorang manusia yang harus ditempuh dalam perjalanannya menuju Allah, adalah TAUBAT." 18. "Keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan perbuatan, Bertambah karena melakukan KETAATAN, dan berkurang karena melakukan Kemaksiatan. 19. "Muliakan lah saudara saudaramu dengan kemuliaan yang dapat engkau lakukan terus menerus . Jikalau hal itu tidak engkau lakukan, maka hubunganmu dengannya akan bertambah jauh dan lambat laun akan menjadi putus" 20. "Upayakanlah agar kalian selalu bersahabat dengan orang-orang yang berakhlak mulia, agar dapat meneladani perilaku baik mereka dan sekaligus menggali keuntungan dari perbuatan dan ucapan mereka." 21. "Tidak dapat dianggap sebagai saudara, seseorang yang dapat memberikan kebaikan namun ia tidak mau melakukannya." 22. "Penghuni kubur dari para Wali Allah berada disisi Allah, Barang siapa tawajuh kepada mereka, maka mekrea spontan datang membantunya." 23. "Pada zaman ini memang sedikit sekali manfaat yang diperolah dari orang-orang sholeh, karena kurangnya penghormatan dan lemahnya husnudzon terhadap mereka." 24. "Janganlah engkau berteman kecuali dengan seseorang yang dapat memenuhi hak-hak dirinya sendiri, dan dia tidak menghujat untuk menuntut hakmu karea ia telah memenuhi haknya sendiri." 25. "Awal derajat kesolehan seseorang adalah apabila dia mencintai orang-orang sholeh. Orangyang tidak mencintai orang-orang soleh maka ia bukan dari kalangan orang-orang sholeh." 26. "Cara untuk mendekati Allah adalah dengan memandang orang-orang sholeh dan kita dipandang oleh mereka." 27. "Apabila engkau hendak berteman dengan seseorang, perhatikanlan lima perkara darinya, Akal yang baik, budi pekerti yang baik, perilaku yang sholeh, tidak berambisi pada dunia dan tidak sombong." 28. "Sungguh suatu hal yang membuat kagum, yaitu seseorang yang mencari dunia namun ia selalu berhati-hati dari mana memperolehnya dan apakah manfaat dari yang diperolehnya, serta dengan keyakinan kuat meninggalkan dan menghindar dari harta dunia itu." 29. "Rela menerima takdir harus seiring dengan tidak adanya protes kepada Allah swt. Sehingga yang tersisa hanyalah mencari apa yang harus dicari dan menjauhi apa yang harus dijauhi." 30. "Ketahuilah bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh Allah SWT. Diantara hamba-hambaNya ada yang diluaskan rezekinya dan dilapangkan kehidupannya, dan dikurangkan rezekinya menurut kebijaksanaanNya. Bersifatlah Qona'ah cukup atas apa yang ditentukan Allah bagimu." 31. "Jika harta yang sedikit tidak mencukupi seseorang maka harta banyak pun tidak akan cukup baginya, begitu juga seseorang yang tidak dapat memanfaatkan ilmu sedikit, maka ia tidak dapat pula memanfaatkan ilmu yang banyak." 32. "Di antara salah satu budi pekerti yang mulia adalah , seseorang yang bersikap rendah hati ketika dalam kemuliaannya , bersikap baik ketika dalam kemiskinan dan hidup sederhana di dalam kekayaannya." 33. "Bersyukurlah atas nikmat dengan melihat pemberi nikmat , Singkirkan apa yang memalingkan nya dari jalan taat ." 34. "Bagi setiap nikmat ada kunci pembuka dan ada kunci yang menutupnya. Kunci pembuanya adalah sabar, dan kunci peutupnya alah malas." 35. "Bersyukurlah atas segala nikmat dan pemberian-Nya maka DIA akan menambah dan meridhoimu." 36. "Wirid itu tidak akan bermanfaat kecuali dengan berterusan membacanya setiap haridan tidak akan memberi kesan kecuali membacanya dengan menghadirkan hati." 37. "Tidak akan mersakan nikmatnya membaca Al-Quran kecuali dia yang memiliki mata hati yang jernih dan bercahaya." 38. "Seorang arifin Billah berkata `Curahan-Curahan rahmat Allah swt tergantung dari wirid-wirid. maka Barangsiapa yang lahirnya tidak memiliki wirid, sudah dapat dipastikan bahwa batinnya tidak memiliki wirid." أحب الأعمال إلى الله أدومها وان قل . Artinya'Amal perbuatan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling terus menerus meskipun hal itu sedikit. Sumber Risalatul Muawanah karya Imam Abdullah Al-Haddad" 39. "Pendapat seseorang merupakan cabang dari ilmu dan akhlaknya. Oleh karena jangalah engkau memberikannya kepada seseorang yang tidak mau menerimanya." 40. "Orang muslim yang tidak puasa di bulan Romadhon maka dia telah sengaja meletakkan dirinya dalam mati Su'ul Khotimah." 41. "Membaca wirid yang banyak dengan cepat dan tergopoh-gopoh, lalai dan hanya sedikit menghadirkan hati bersama Allah, maka manfaatnya amatlah sedikit." 42. "Kasih sayang yang dipaksakan tidak akan pernah langgeng dan abadi." 43. "Jika nafsu mengajakmu untuk mememuhi syahwatmu , maka janganlah engkau mengatakan akan aku turuti hanya sekali saja. Wahai saudaraku, kosongkanlah hatiku dari keinginan untuk memenuhinya, karena jika engkau memenuhinya , maka ia akan mendorongmu untuk berbuat yang lebih besar dosanya dari perbuatan yang pertama itu." 44. "Hawa Nafsu adalah musuh dan bagaimanapun jua Musuh tidak bisa di anggab aman, Bahkan Hawa Nafsu Adalah musuh yang paling berbahaya. ' Sebagaimana Sabda Baginda Rasulullah Saw {أعدى عدوك نفسك التي بين جنبيك} Artinya" Musuhmu yang paling berbahaya adalah jiwamu yang berdampingan denganmu." 45. "Bukan suatu yang bernilai, Jika seorang melihat kekurangan dalam kesalahan yang terjadi, yang istimewa adalah menyaksikan diri kita dalam serba kekurangan padalah kita sangat bersemangat dalam ibadah." 46. "Bagaimana seseorang dapat menjadi seorang mukmin yang sejati, jika ia rela dengan dosa-dosa yang di lakukannya terhadap makhluk, sehingga menyebabkan kemurkaan tuhan alam semesta." 47. "Adapun protes terhadap Takdir Allah swt yang biasa di ucapkan oleh syetan yang terkutuk lewat lisan sebagian kaum muslimin yang awam, akan membawa bahaya yang besar. karena, jika di katakan kepada seorang dari mereka yang suka meninggalkan sebagian kewajiban dan melakukan yang di haramkan. mengapa engkau melakukan hal itu, atau mengapa engkau menentang perintah Allah swt dan perintah Rasul nya ? maka ia berkata "perbuatan ini adalah takdir Allah swt untukku. 'ia beralasan demikian dan ia tidak menyalahkan dirinya, bahwkan ia menyalahkan Allah swt yang lebih pantas menyalahkan semua makhluk -Nya dalam segala urusan -Nya." 48. "Membedakan Syubhat di Akhir Zaman dengan Cara Terbaik Di zaman ini kita harus berhati-hati, sebab zaman ini adalah zaman syubhat. Para Ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan yang baik dan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat jelas, setiap orang dapat membedakannya. Seorang berilmu ketika harus memilih satu diantara dua kebaikan atau dua keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan keburukan yang terburuk. Sebagai contoh, jika ada seseorang ingin melukaimu dengan tongkat atau pisau, dan kau tidak dapat menghindarinya, maka terluka oleh tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu lebih baik daripada engkau boncengkan dia, meskipun kedua-duanya baik. Begitulah keadaan kami di zaman ini. Memilih yang terbaik dari dua kebaikan dan meninggalkan yang terburuk dari dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama yang disampaikan oleh para salaf seperti Imam Malik bin Anas dan Ulama lainnya. Semoga Allah swt meridhai mereka semua. Barangsiapa tidak mengetahui akidah ini, maka dia adalah seorang yang bodoh. Jika dia tidak mengetahui kaidah ini dan memandang dirinya sebagai seorang yang berilmu, maka dia adalah seorang yang teramat bodoh. Dia seperti seorang kikir yang merasa dirinya sebagai seorang dermawan. Orang seperti ini adalah orang teramat kikir."• 49. "Jika engkau ingin mengetahui ilmu dan amal yang bermanfaat dan penting atau yang paling bermanfaat dan paling penting bagimu, maka bayangkanlah bahwa besok engkau akan mati, kembali kepada Allah swt dan berdiri dihadapan-Nya. Allah swt kemudian menanyakan semua ilmu, amal dan keadaanmu. Setelah itu engkau akan dimasukkan ke Surga atau Neraka. Ilmu dam amal yang engkau anggap lebih utama pada saat membayangkan kematian tersebut adalah ilmu dan amal yang penting dan bermanfaat engkau miliki. Itulah yang seharusnya engkau tekuni dan cari. Sedangkan semua yang engkau anggap tidak bermanfaat dan penting ketika engkau membayangkan kematian tersebut, maka tinggalkanlah. Jangan sibukkan dirimu untuk mencari dan mempelajarinya. Begitu pula dengan semua kegiatan hidup, apa yang engkau anggap penting dan memang harus kau penuhi ketika membayangkan kematian itu, maka jangan kau tinggalkan. Dan apa yang tidak kau butuhkan pada saat itu, maka tinggalkan dan jangan kau kerjakan." 50. Nasehat Habib Abdullah bin Alwi Al-haddad dalam kitab Nashoih Ad-Diniyyah Telah disebutkan dalam riwayat, bahwa orang yg menyaksikan kemungkaran tetapi ia tidak mengingkarinya padahal ia mampu mencegahnya, berarti ia sama-sama mendapatkan dosa sebagaimana para pelaku nya. Begitu juga orang yg rela dgn kemunkaran, meskipun ia tidak berada di tempat itu dan jarak antaranya dan tempat dilakukan kemaksiatan itu seperti ufuk barat dan ufuk timur."

YasinFadilah Lengkap Arab & Terjemah for Android APK from apkpure.com. Terjemah kitab taisirul khollaq bahasa indonesia lengkap. Download kitab nadhom imrithi (pdf) dan terjemah indonesia.

Berbicara cinta, artinya berbicara sesuatu yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahkan, sejak zaman Nabi Adam alaihissalâm sampai kelak hari kiamat datang, pembahasan tentang cinta tidak akan selesai. Setiap generasi mempunyai bahasan menarik dan pelik tentangnya. Islam sebagai agama paripurna, juga andil membahas topik ini. Islam mengatur tentang cara bercinta, dan siapa yang layak dicinta. Bahkan, tidak jarang kita temukan jargon, “Islam sebagai agama cinta.” Juga banyak manusia menemukan jati diri dan bangkit, bahkan menemukan bakat yang selamanya terpendam dalam dirinya karema cinta. Meskipun tidak sedikit pula dengan cinta orang justru kehilangan akal sehat dan melakukan berbagai kejahantan yang sangat tidak manusiawi atas nama cinta. Hujjatul Islâm Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali dalam kitab monumentalnya Ihyâ’ Ulûmiddîn menjelaskan satu bab khusus tentang cinta mahabbah. Mulai dari dalil-dalil cinta, hakikat, sebab, dan siapa yang berhak mendapatkan cinta. Dalil-dalil Cinta Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang berbicara cinta. Begitu pun dengan hadist Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam, bahkan keimanan paling sempurna adalah iman yang dilandasi cinta. Tanpa cinta, keimanan hanya sebatas nama tanpa makna. Allah berfirman وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِلهِ Artinya, “Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” Al-Baqarah 165 Hadist Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam juga tidak kalah menarik ketika membahas cinta يَا رَسوْلَ اللهِ، مَا الإيْمَانُ؟ قَالَ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلهُ أَحَبَّ إلَيْكَ مِمَّا سِوَاهُمَا. رواه أحمد Artinya, “Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksud iman? Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam menjawab “Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih Kamu cintai daripada selain keduanya.” HR. Ahmad Dengan cinta, orang akan menjadi istimewa di sisi Pencipta. Tanpa cinta, ia tidak lebih sekadar seorang hamba yang tidak mempunyai nilai lebih di sisi Tuhan. Imam Al-Ghazali menulis kalam hikmah yang disampaikan Syekh Sari As-Saqathi, tokoh sufi pertama kota Baghdad تُدْعَى الْأُمَمُ يَوْمَ القِيَامَةِ بِأَنْبِيَائِهَا عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ. فَيُقاَلُ يَا أُمَّةَ مُوسَى وَيَا أُمَّةَ عِيسَى وَيَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ غَيرِ المُحِبِّيْنَ لِلهِ تَعَالَى. فَإِنَّهُم يُنَادُوْنَ يَا أَوْليَاءَ اللهِ هَلُمُّوا إِلىَ الله سُبْحَانَهُ فَتَكَادُ قُلُوبُهُم تَنْخَلِعُ فَرْحًا Artinya, “Kelak di hari kiamat, semua umat akan dipanggil menghadap Allah sesuai dengan nama nabinya. Maka dikatakan Wahai umat Musa, wahai umat Isa, wahai umat Muhammad’, kecuali para pecinta Allah, maka mereka akan dipanggil Wahai kekasih Allah, kemarilah menghadap Allah subhânahu wa ta’âla’. Maka seketika hati mereka hampir terceraiberai karena bahagia sebab panggilan itu.” Abu Hamid Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, [Bairut, Dârul Ma’rifah, 2010], juz IV, halaman 295. Menyimak penjelasan di atas, cinta menjadi salah satu hal penting dalam Islam. Dengannya, orang akan mempunyai nilai keimanan yang lebih di sisi Tuhan. Seolah, cinta menjadi kewajiban secara tersirat yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang sudah mempunyai keimanan secara mantap. Bagaimana tidak, dengan cinta nilai ibadah dan ketaatan seseorang akan semakin sempurna, sedangkan ketaatan merupakan salah satu cabang dari cinta itu sendiri. Tentu, untuk bisa melakukan ketaatan secara sempurna harus melalui cinta terlebih dahulu. Lantas apakah yang dimaksud cinta? Hakikat Cinta dan Klasifikasinya Menurut Imam Al-Ghazali, yang perlu dipahami sebelum membahas hakikat cinta adalah pengetahuan dan penemuan Si Pencinta. Menurutnya, cinta tidak akan tergambar, atau minimal tidak akan ada dalam sosok seseorang jika ia tidak mengetahui pada sosok yang ingin dicinta. Karenanya, semua benda benda mati tidak bisa dikatakan sebagai pecinta, karena tidak memiliki indra untuk menemukan apa pun yang layak untuk dicinta. Pengetahuan dan penemuan menjadi proses penting untuk menemukan cinta secara hakiki. Tentu nilai cinta tidak akan sama antara satu dengan lainnya, semua tergantung seberapa besar pengetahuan dan penemuannya dalam pengembaraan Si Pencinta menemukan hakikat cinta dan kepada siapa akan mencinta. Rumusnya menurut Al-Ghazali, setiap hal yang ketika menemukannya merasa nyaman dan tenang maka ia akan dicinta mahbûb. Pun setiap sesuatu ketika menemukannya merasa tersakiti dan bingung maka ia akan dibenci mabghûd. Dan setiap sesuatu yang sama sekali tidak berdampak bahagia dan luka, tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang dicinta maupun dibenci. Karenanya, definisi yang ditawarkan Al-Ghazali adalah الحُبُّ عِبارَةٌ عَنْ مَيْلِ الطَّبْعِ إِلىَ الشَّيْءِ المُلَذِّ Artinya, “Cinta adalah ungkapan dari ketertarikan watak terhadap sesuatu yang dianggap lezat.” Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, juz IV, halaman 296. Juga penting dipahami, jika kadar cinta sesuai dengan pengetahuan dan penemuan Si Pencinta, tentu akan menjadikan nilai cinta menjadi berbeda. Misalnya, mata akan senang dengan melihat sesuatu yang indah, telinga akan senang ketika mendengar lagu-lagu yang baik dan irama yang tersusun dan rapi, hidung akan senang ketika mencium bau-bau harum, indra perasa akan senang ketika memakan setiap makanan yang enak dan lezat. Begitulah rumus cinta yang disampaikan Al-Ghazali. Seolah ia hendak mengatakan, cinta itu universal. Tidak selalu tentang materi, akan tetapi nilai cinta sesuai dengan posisi masing-masing. Imam Al-Ghazali memposisikan cinta sebagai sesuatu yang memaksa. Tidak heran jika para pecinta membahasakannya sebagai sesuatu yang datang tanpa diundang. Al-Ghazali menyatakan اِنَّ حُبَّ القَلْبِ لِلمُحْسِنِ اِضْطِرَارًا لاَ يُسْتَطَاعُ دَفْعُهُ وَهُوَ جُبْلَةٌ وَفِطْرَةٌ لَا سَبيْلَ إِلَى تَغْيِيرِهَا Artinya, “Sungguh kecintaan hati orang yang berbuat baik merupakan sesuatu yang bersifat pasti, tidak bisa ditolak. Itu merupakan watak dan naluri yang tidak bisa diubah.” Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, juz IV, halaman 298. Imam Al-Ghazali membagi cinta menjadi lima kategori. Pertama, cinta kepada diri, kesempurnaan dan keberadaannya. Kedua, cinta kepada setiap orang yang berbuat baik kepadanya. Ketiga, cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat baik kepada orang lain, meski kebaikan itu tidak diperbuat untuknya. Keempat, cinta pada setiap sesuatu secara materi, seperti kecantikan, ketampanan, etika baik, ucapan lemah lembut dan lainnya. Kelima, kecintaan yang disebabkan satu frekuensi yang terjalin dalam diri masing-masing orang yang saling mencinta. Lima pembagian kategori di atas berdasarkan sebab-sebab cinta yang kerap kali terjadi pada manusia. Tentu jika lima sebab tersebut dimiliki oleh seseorang, maka secara pasti akan menjadi orang yang sangat dicinta. Contohnya, jika orang mempunyai anak dengan wajah tampan/cantik, baik etikanya, sempurna ilmunya, baik perangainya, berbuat baik pada orang lain, dan berlaku baik pada kedua orang tuanya, sudah tentu ia akan menjadi anak yang sangat dicinta oleh kedua orang tuanya. Yang Berhak Dicinta Sebagaimana disebutkan pada ayat dan hadits di awal tulisan, cinta merupakan hal penting dalam Islam. Dengan cinta orang akan lebih semangat dan ikhlas untuk melakukan setiap sesuatu yang disenangi oleh yang dicinta. Dengan cinta pula, ia tidak lagi bertanya mengapa dan kenapa, karena semuanya dilakukan atas dasar cinta yang sudah melebihi segalanya. Karenanya, seharusnya cinta diberikan pada pihak yang memang berhak mendapatkan cinta dan layak untuk dicinta. Siapakah dia? Menurut Imam Al-Ghazali, tidak ada yang berhak untuk dicinta kecuali Allah Ta’ala. Jika ada seorang hamba meletakkan cintanya kepada selain Allah, itu menunjukkan bahwa cintanya muncul karena kebodohan dan sempitnya pengetahuan terhadap Allah. Jika ia benar-benar mengetahui sifat-sifat Allah, tentu ia tidak akan memperdulikan manusia dan fokus mencintai Allah Dzat Yang Mahakuasa. Namun demikian, mencintai Allah artinya juga harus mencintai Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam, ulama, orang-orang bertakwa dan para kekasih Allah. Kenapa demikian? Al-Ghazali menjelaskan لِأَنَّ مَحْبُوبَ المَحْبُوْبِ مَحْبُوْبٌ وَرَسُوْلَ المَحْبُوْبِ مَحْبُوبٌ وَمُحِبُّ المَحْبُوبِ مَحْبُوبٌ Artinya, “Karena sesuatu yang dicintai oleh kekasih adalah seperti kekasih, utusan kekasih adalah seperti kekasih, dan pecinta kekasih adalah seperti kekasih pula.” Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, juz IV, halaman h. h. 301. Melihat penjelasan ini kita temukan bahwa hakikatnya tidak ada kekasih kecuali Allah. Tidak ada yang berhak untuk dicinta selain Allah. Yang paling layak dan paling sempurna memenuhi lima kategori cinta di atas hanyalah Allah, bukan lainnya. Selain Allah mungkin hanya memiliki salah satunya, sedangkan Allah mempunyai keseluruhannya. Tentu, jika orang masih memberikan cinta kepada selain Allah, disebabkan dangkalnya pengetahuan kepada-Nya. Wallâhu a’lam. Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Kokop Bangkalan Jawa Timur.
Banyakorang yang menjalani hidup dengan cinta dunia. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika, Imam Hasan Al- Bashri (641-728) menceritakan, ada sebuah batu bertuliskan, "Hai anak manusia, seandainya mengetahui sedikit saja tentang ajal yang akan datang kepadamu, tentu engkau akan bersikap zuhud, berusaha meningkatkan amal kebajikan,
Tahun198, beliau berangkat lagi ke Iraq. Namun, beliau hanya beberapa bulan saja di sana kerana telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam. Sementara Imam Syafi‘i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam.
Ratibal-Haddad adalah hizib zikir susunan Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad. Ratib ini disusun pada malam Lailatul Qadar, 27 Ramadhan 1071H ( 1661M ). Menurut kalam Habib Umar al-Hafiz ( saya naqal dari pendengaran telinga saya sendiri ), kandungan Ratib al-Haddad adalah antara susunan zikir terbaik dan bersumber daripada nas-nas al-Quran t8A83jk.
  • vo244v5rq0.pages.dev/213
  • vo244v5rq0.pages.dev/408
  • vo244v5rq0.pages.dev/497
  • vo244v5rq0.pages.dev/218
  • vo244v5rq0.pages.dev/233
  • vo244v5rq0.pages.dev/329
  • vo244v5rq0.pages.dev/276
  • vo244v5rq0.pages.dev/493
  • kalam imam haddad tentang cinta